Penulis:Kezia Arum
Sedang memuat /1475Bab
Gu Chunuan, seorang dokter jenius top di bidang medis, telah teleportasi ke zaman kuno dan dengan menyedihkan terkena racun yang hanya bisa ditawarkan oleh seorang pria. Untuk menyelamatkan nyawanya, di tengah jalan dia memilih seorang pria tampan yang terluka parah untuk membantunya menawarkan racun. "Hanya tidur bersama saja, kamu juga tidak rugi." Dia berkata dengan percaya diri, dan hampir membuat pria itu pingsan karena marah. Brengsek! Dia adalah Dewa Perang yang bermartabat, justru dinodai oleh seorang wanita, dan yang paling mengesalkan adalah, wanita itu menggeleng-gelengkan kepala sambil memberi komentar, "Ketrampilanmu sangat buruk, perlu ditingkatkan lagi." Bagus, bagus sekali, dendam ini akan diingatnya! Sebuah dekrit pernikahan diturunkan, membuat keduanya menikah, "Bukankah katamu, ketrampilanku sangat buruk? Ayo kita coba lagi!" Menghadapi Dewa Perang yang berjalan semakin dekat, Gu Chunuan menjadi sangat marah. Dia langsung memiliki niat untuk mendua, "Pergi kamu, apanya yang tidak suka wanita, bisa-bisanya aku tertipu olehmu, pisah, kita harus pisah." "Tidak ada gunanya berpisah, kalau kamu berani mendua, aku akan menyingkirkan mereka."
Sakit, kepala sakit, badan juga sakit, terutama perasaan aneh yang terus menyerang perut bagian bawah Gu Chunuan. Tubuhnya gemetaran. Sebagai agen elite khusus senior abad 21, sekaligus dokter top dunia, bagaimana mungkin dia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Sebelum pikirannya jernih, dia mendengar seseorang sedang berbicara sendiri dan terdengar puas. "Kakak, jangan salahkan adik, salahkan dirimu yang tidak punya bakat, kebajikan, dan paras cantik, tetapi ditetapkan sebagai Permaisuri Ze sejak kecil hanya karena kamu merupakan Nona Ketiga dari keturunan sah. Kamu tidak pantas mendapatkan pria seelegan dan setampan itu." "Ibuku sudah memanggil orang-orang dari Kediaman Perdana Menteri ke sini, pria-pria itu juga segera tiba. Tenang saja, obat pemuas gairah Qian Ri Zui dalam tubuhmu akan membuatmu merasa nikmat." Ingatan asing nan familiar berputar di benaknya. Membuat Gu Chunuan sangat marah dan gusar. Berani sekali wanita ini menjebaknya. "Setelah hari ini, jangan berpikir untuk mendapatkan Raja Ze ...." Srekk.... Gu Chulan, yang masih berbangga diri, pupilnya menyusut dan raut wajahnya berubah. Dia mundur beberapa langkah tanpa sadar. Gu Chunuan, yang seharusnya tak sadarkan diri karena obat pemuas gairah, berdiri di hadapannya dan menyeringai padanya. Senyumnya seperti Asura dari neraka, membuat orang mengigil. Entah bagaimana Gu Chunuan bergerak. Kelima jarinya mencengkeram leher Gu Chulan dengan kuat, membuat Gu Chulan tidak dapat meronta. "Bisakah Raja Ze mendapatkanku masih belum diketahui, tetapi kamu jelas tidak memiliki kesempatan lagi untuk mendapatkannya." Gu Chunuan mengeluarkan aura dingin dan tampak arogan. Membuat Gu Chulan terkejut. Kapan jalang ini memiliki aura sekuat ini? Gu Chulan segera dibuat panik sebab Gu Chunuan mengambil botol Qian Ri Zui lain dari tubuhnya, lalu menuang ke tenggorokannya, tersenyum samar sambil meninggalkan satu kalimat. "Bagaimana aku berani menikmati barang bagus seperti Qian Ri Zui sendirian?" "A ... apa yang ingin ... kamu lakukan?" "Aku ingin melakukan apa yang ingin kamu lakukan." Jari ramping Gu Chunuan menyentuh titik mati rasa Gu Chulan, dengan anggun melepas cadar dari wajah Gu Chulan lalu memakainya. Dia dengan jijik menyapu Gu Chulan yang panik, kemudian bersembunyi di belakang pilar secepat kilat, menatap dingin beberapa pria besar yang mendekat dengan cabul seraya menggosok tangan mereka. "Bukankah katanya dia wanita jelek? Kenapa begitu cantik?" "Persetan, kenapa harus menolak jika dibayar untuk meniduri wanita cantik?" "Berhenti! Jalang itu baru saja pergi, cepat cari dia! Akulah orang yang membayar kalian, ah .... Jika kalian berani menyentuhku, aku akan menyuruh ibu membunuh kalian!" Pada malam hari, di sebuah kuil usang, beberapa orang sedang melakukan adegan tak senonoh. Segerombolan orang segera tiba di luar kuil dipimpin oleh Perdana Menteri Gu. "Tuan, Nona Ketiga mungkin hanya gegabah sesaat sehingga melarikan diri bersama pelayan. Dia akan kembali setelah pikirannya jernih." "Ya, meskipun Nona Ketiga ... dia adalah anak yang patuh. Bagaimanapun, dia tidak mungkin berhubungan dengan pelayan ...." Pintu terbuka, semua orang tercengang. Ekspresi Perdana Menteri Gu tidak bisa diprediksi. "Tidak tahu malu!" Raungan marah itu membuat semua orang berlutut. Pupil mata istrinya yang bermarga Zhang itu mengecil, dia hampir tak percaya. "Jangan marah, suamiku. Ini pasti salah paham. Lan Er tidak mungkin melakukan hal seperti ini." Gairah dalam tubuhnya semakin kuat, Gu Chunuan tak ingin berada di sini lebih lama lagi. Bagaimana mungkin Perdana Menteri Gu, yang sangat mementingkan harga diri, bisa memaafkan putrinya yang tepergok berzina dengan beberapa pria tak jelas. Selagi situasi kacau, Gu Chunuan pergi dan berusaha menahan gelenyar aneh dalam tubuhnya. Tidak ada gunanya memikirkan cara mengeluarkan racun sebab cara satu-satunya untuk mengeluarkan racun Qian Ri Zui ini adalah dengan berhubungan intim, atau mati. Antara mati dan kehilangan sucian, Gu Chunuan tanpa ragu memilih yang kedua. Di bukit tandus tak berpenghuni, tepat ketika Gu Chunuan hampir putus asa, harapan muncul di depannya. Tiga orang berpakaian hitam tergeletak di tanah. Dengan analisis berdasarkan karirnya selama bertahun-tahun, orang-orang ini diracuni dan kekuatan internal mereka terkuras habis sehingga tidak dapat bergerak. Gu Chunuan merasa senang dan segera mendekat, lalu bergumam, "Semuanya jantan. Tuhan membantuku." Sudut bibir orang, yang berbaring di tanah, berkedut. Semuanya jantan? Memangnya kami ini hewan? Tangan ramping Gu Chunuan mengangkat dagu pria berpakaian hitam satu per satu, lalu dia menggeleng dengan ekspresi meremehkan, "Badan bagus, wajah kurang." "Terlalu kurus, tidak enak disentuh." "...." Raut wajah dua pria sebelumnya sangat buruk. Dari keluarga mana wanita ini? Di mana moralnya? Ye Jinghan, yang selalu dikenal kejam, saat ini tiba-tiba mengulas senyum. Tatapan geli dan tertarik muncul di mata gelapnya. Dagunya pun segera diangkat dengan arogan. Mata cerah dan bersinar milik wanita di depannya masuk ke dalam tatapannya. Dua pasang mata bersitatap, yang satu memakai cadar, yang satu memakai topeng. Keduanya tidak dapat melihat wajah satu sama lain, tetapi mereka saling menilai. Gu Chunuan melepas topeng hantu Ye Jinghan lalu terpesona. Ini pria tampan yang elegan dengan alis tebal, tatapan dingin, dan wajah bak pahatan. Tidak bercela sama sekali, seperti mahakarya Tuhan yang paling sempurna. Entah karena terluka parah atau bukan, wajahnya sedikit pucat. Namun, meski demikian, dia masih menguarkan aura arogan dan dominan, serta keeleganan alami. Jantung Gu Chunuan berdegup lebih cepat. Pria setampan ini sungguh tak nyata. Ye Jinghan merasa bangga saat melihat tatapan terpesona di mata Gu Chunuan, tetapi wanita ini tiba-tiba menatap kedua kakinya yang cacat. Kalimat berikutnya membuat dia tertegun, kemudian naik pitam hingga ingin mencekiki Gu Chunuan. "Kirain sempurna, ternyata bercela. Wajah ini sungguh disayangkan. Baiklah, siapa suruh aku menyukai pria tampan. Paksakan diri saja." "Tahukah kamu siapa aku?" Pertanyaan Ye Jinghan terdengar mengancam. Entah sengaja mengabaikan nada peringatan dalam ucapan Ye Jinghan atau tidak, Gu Chunuan tersenyum, "Tahu, alat penawar racunku. Tenang, aku akan memanjakanmu." Srek.... Dua pria lainnya tercengang. Melihat wajah Gu Chunuan yang merona, mereka merasakan firasat buruk. Jangan-jangan wanita ini diracuni dan ingin menjadikan Tuan mereka sebagai penawar racun? Dari mana keberanian wanita ini berasal? Tahukah dia jika Tuan mereka adalah Dewa Perang Negara Ye, yang sangat berkuasa dan kejam? Dia bisa mati mengenaskan dengan hanya satu kalimat dari Tuan. Dan, tahukah dia jika Tuan mereka paling membenci orang lain menghina kedua kakinya? Wanita bertubuh kecil ini dengan susah payah dan tidak sabar menyeret Tuan mereka ke semak-semak. Mereka lagi-lagi dibuat tercengang. Dia benar-benar berani ....
Jika bukan karena racun Tuan mereka bereaksi dan dijebak orang lain, bagaimana wanita itu bisa begitu lancang? Mereka ingin menyelamatkan Tuan, tetapi apa daya mereka juga diracuni. Di semak-semak, Ye Jinghan lemas dan tidak dapat bergerak, dia hanya bisa memelototi Gu Chunuan tajam. "Coba saja jika kamu berani menyentuhku." "Hanya menyentuh mana cukup? Harus meraba seluruh tubuhmu." Tatapan Ye Jinghan mungkin terlalu mengintimidasi sehingga Gu Chunuan merasa sedikit takut. Dia segera mengetuk titik akupuntur Ye Jinghan untuk berjaga-jaga. "Aku hanya meminjam tubuhmu, kamu tidak rugi juga." Dia berkata dengan percaya diri, tetapi membuat Ye Jinghan nyaris pingsan. Malam itu dilewati dengan indah. Emosi Ye Jinghan naik ke ubun-ubun. Berengsek! Bisa-bisanya dia, Dewa Perang yang terhormat, diperkosa oleh wanita tidak jelas. Sialnya, wanita ini merasa puas, tetapi 'adik' kecilnya tidak demikian. Gairah dalam tubuhnya belum sepenuhnya tercurah, membuatnya merasa sangat tidak nyaman, namun wanita ini tidak peduli. Gu Chunuan kelelahan dan lemas. Dia menarik sehelai pakaian untuk menyelimuti Ye Jinghan, dan memandang Ye Jinghan yang berusaha menahan amarahnya, lalu mengomentari sambil menggeleng, "Ketrampilanmu terlalu buruk, perlu ditingkatkan." "Aku akan mengulitimu, mematahkan tulangmu, memakan dagingmu, membuatmu mati mengenaskan!" Raungan marah membuat burung-burung di sana beterbangan. Sekujur tubuh dua pria berpakaian hitam gemetaran. Majikan mereka benar-benar murka. Menggaruk telinganya yang berdengung, Gu Chunuan merasa sedikit takut. Pria ini memiliki aura orang besar, tidak seperti orang biasa. Dia tidak dalam masalah, kan? Sudahlah, masalah telah terjadi, tak ada jalan kembali. Gu Chunuan pergi namun kembali lagi setelah beberapa langkah berjalan. Dia menulis sesuatu di pakaian Ye Jinghan yang bersih dengan darah pria itu, kemudian melempar baju kepada Ye Jinghan. "Kamu terkena racun dingin. Meskipun racun tidak dapat sepenuhnya dihilangkan, cara ini bisa membuatmu tidak begitu menderita saat kambuh setiap bulannya. Aku memberimu resep obat, jadi kita tidak saling berutang. Jangan cari aku. Jika kamu menemukanku dan aku berdiri di depanmu sekalipun, kamu belum tentu bisa mengenaliku." Tercengang. Semua orang tercengang melihat sosok yang kabur itu. Dua pria berpakaian hitam menunduk, tidak berani melihat raut wajah Tuan mereka. Melihat resep obat tu, sudut bibir Ye Jinghan berkedut. Amarah hampir menelannya. "Argh ... wanita sialan! Urusan kita tidak akan selesai!" Gu Chunuan tersandung dan hampir jatuh. Dia berlari secepatnya, lalu berhenti di tepi sungai dan terengah-engah setelah lama berlari. Gu Chunuan menghela napas saat ingatan membanjiri pikirannya. Dia dikhianati oleh orang terdekat dan tewas dalam ledakan ketika sedang menjalankan misi. Rohnya kemudian merasuki tubuh ini yang memiliki nama dan marga yang sama, Gu Chunuan. Gu Chunuan, Nona Ketiga dari Kediaman Perdana Menteri. Dia tidak disukai meski merupakan keturunan sah. Dengar-dengar, ibunya adalah adik angkat dari mendiang Kaisar. Karena Ibu mencintai Ayah, Kaisar sebelumnya menurunkan dua dekrit; menikahkan Ayah dan Ibu, dan membunuh wanita yang dicintai Ayah. Ayah menyalahkan Ibu atas itu. Setelah menikah, dia mengangkat banyak selir dan mengabaikan Ibu. Kemudian, Ibu mati karena depresi. Gu Chunuan pun menjadi orang tertindas, kedudukannya di Kediaman Perdana Menteri bahkan lebih rendah dari pelayan. Begitu dia lahir, mendiang Kaisar menetapkannya sebagai Permaisuri Ze. Demi menikahi Raja Ze, saudari-saudari tirinya menjebaknya agar berzina dengan orang lain untuk merusak reputasinya. Gu Chunuan tidak tahu mengapa pemilik tubuh ini mati, yang jelas, dia hidup kembali. Gu Chunuan memutar bola mata dan tidak bisa tidak mengeluh. Apakah mendiang Kaisar tidak memiliki pekerjaan? Kenapa sembarang menjodohkan orang? Semua orang mengatakan bahwa Gu Chunuan adalah gadis jelek. Dia ingin melihat sejelek apa dirinya. Membuka cadar dan melihat pantulan di sungai, Gu Chunuan hampir muntah. "Sial, jelek sekali." Wajahnya penuh dengan jerawat dan hampir tidak ada bagian yang mulus. Mengerikan dan menakutkan. Mungkin karena wajah ini terlalu jelek, pemiliknya memakai banyak bedak hingga wajah ini keputihan. Gu Chunuan merasa tak berdaya. Dengan wajah seperti ini, siapa yang akan bersikap baik padanya? Menyentuh wajah jeleknya, Gu Chunuan tiba-tiba menyeringai. Ternyata disebabkan oleh racun. Dia akan membalas semua orang yang menindas, menghina, menyakiti dan mencelakainya. Mulai hari ini, Gu Chunuan bukan lagi Gu Chunuan yang bisa ditindas seenaknya. Pagi sudah menjelang siang ketika Gu Chunuan pulang. Suasana Kediaman Perdana Menteri mencekam. Di tengah hawa dingin, para pelayan yang biasa suka mengganggunya pun malas menggubrisnya. Qiu Er, pelayan pribadi Gu Chunuan, buru-buru menghampiri Gu Chunuan. Tubuhnya sedikit gemetar, "Nona, kenapa Anda baru pulang? Tuan Besar menunggu Anda di aula utama." "Oh, baik." Membuang tangkai rumput di mulutnya, Gu Chunuan menguap lalu berjalan menuju aula utama dengan santai. Qiu Er segera menghalangi Gu Chunuan. Pelupuk matanya merah karena cemas, "Nona, Nona Kelima mengatakan bahwa Anda mencelakainya. Tuan Besar sangat marah dan pasti tidak akan melepaskan Anda. Sebaiknya kita cepat pikirkan ide." Qiu Er adalah pelayan pribadinya sejak kecil. Mereka bergantung satu sama lain di kediaman ini. Qiu Er, bisa dikatakan, adalah orang terdekat pemilik tubuh Gu Chunuan dalam kediaman ini. Gu Chunuan mendengus, tampak dominan dan menakutkan, "Siapa yang tidak melepaskan siapa masih belum diketahui." Qiu Er tercenung. Apakah Nona kesurupan? Kenapa memiliki aura sekuat ini? Qiu Er ingin mengingatkan sesuatu, tetapi Gu Chunuan sudah masuk ke aula utama. Qiu Er hanya bisa segera menyusul. Ketika Gu Chunuan masuk, ada banyak orang yang berdiri di aula utama. Perdana Menteri Gu, ayahnya, yang memimpin. Saat ini, pria itu memelototinya dengan raut suram. Di sebelah Perdana Menteri Gu ada Nyonya Besar, Nyonya Ketiga, Nyonya Kelima, serta beberapa saudari tirinya. Sangat ramai. Gu Chulan, yang berlutut di lantai, langsung meledak ketika melihat Gu Chunuan. Dia mengadu, "Ayah, dia yang menjebakku! Dia yang memancingku ke kuil usang itu!" Ekspresi Gu Chunuan berubah menjadi seperti kelinci kecil yang ketakutan. Dia dengan panik berkata, "Adik, aku tidak tahu apa yang sedang kamu bicarakan. Bukankah kamu yang menyuruhku ke kuil itu kemarin? Apakah kamu marah karena aku tidak pergi?" "Kemarin adalah hari peringatan kematian Ibuku. Beberapa hari lalu, Ibu datang lewat mimpi dan mengatakan bahwa dia merindukanku, jadi aku pergi ke Kuil Yun kecapig untuk menyembahyangi Ibu. Aku tidak menemukanmu setelah menunggu lama di kuil usang, jadi aku pulang dulu. Adik, jangan marah, aku tidak akan terlambat lagi lain kali." Wajah Gu Chulan berkedut marah. Sejak kapan jalang ini belajar berbicara sembarangan? "Jelas-jelas kamu yang mencelakaiku! Kamu memaksaku meminum Qian Ri Zui!" Gu Chunuan menatap semua orang dengan bingung, lalu berkata dengan suara kecil, "Apa itu Qian Ri Zui?" Gu Chulan tersedak, sudut bibirnya bergerak tetapi tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Qian Ri Zui sulit dibeli. Jika dipertanyakan akan menjadi masalah lagi. Melihat ekspresi buruk Gu Chulan, Gu Chunuan segera menambahkan, "Oh ya ... aku memberi adik minum Qian Ri Zui. Aku sendiri juga minum, sangat enak. Ayah, maukah Ayah minum? Aku akan membuatkan Ayah segelas."
Dia berkata dengan serius dan tatapan polos, tetapi membuat Gu Chulan dan Nyonya Kelima gemetar. "Gu Chunuan, kamu berbohong! Kamu tidak seperti ini ketika memaksaku minum obat itu!" "Adik, aku tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan. Aku tahu aku salah, seharusnya tidak terlambat. Jangan marah lagi, Adik." Gu Chulan menggila. Kesuciannya telah dihancurkan oleh Gu Chunuan, tetapi Gu Chunuan malah bertingkah sepolos kelinci. Gu Chulan tidak bisa menahan amarahnya, langsung berdiri dan ingin mencekik Gu Chunuan, seolah-olah ingin langsung membunuhnya hidup-hidup. "Lancang!" Perdana Menteri Gu menepuk meja dan berteriak keras. Semua orang tersentak, kecuali Gu Chunuan. Nyonya Kelima menarik Gu Chulan untuk berlutut, "Tuan Besar, jangan marah. Lan Er gegabah sesaat sehingga keluar bersama Nona Ketiga. Qian Ri Zui itu pasti diberi orang yang berniat buruk." Nyonya Besar dan Nyonya Ketiga mencibir. Orang yang berniat buruk? Menyindir mereka? Nyonya Kelima tidak jarang bersikap sombong dan jahat kepada mereka mentang-mentang dia disayangi Tuan Besar. Kini Gu Chulan kehilangan kesuciannya, mereka akan melihat apa lagi yang bisa Nyonya Kelima lakukan. Bodohnya lagi, Gu Chunuan sangat penakut dan tidak pernah keluar dari kediaman selain untuk menyembahyangi mendiang ibunya sesekali. Dia juga tidak punya orang terdekat, jadi bagaimana dia mengetahui apa itu Qian Ri Zui? Dan dari mana dia membelinya? Gu Chulan harus mencari alasan yang bagus bila ingin mencelakai Gu Chunuan. Apakah kehilangan kesucian membuat orang menjadi bodoh? Nyonya Ketiga tersenyum samar dan berucap sarkas, "Entah siapa yang memberitahu Tuan Besar bahwa Nona Ketiga melarikan diri ke kuil usang. Gagal mencelakai orang, malah mencelakai diri sendiri." Raut Nyonya Kelima sangat muram. Dia menjebak Gu Chunuan demi menjadikan putrinya sebagai Permaisuri Ze. Namun, dia tidak menyangka jika orang yang ingin dia celakai malah putrinya sendiri. Mengingat kesucian putrinya telah hilang, Nyonya Kelima merasa marah tetapi ekspresi yang ditampilkan adalah sedih. "Tuan Besar, jika aku ingin mencelakai Nona Ketiga, bagaimana mungkin dengan bodohnya justru mencelakai putri sendiri? Jelas ada orang yang mencelakai kami." "Gu Chunuan si jalang adalah pelakunya! Ayah, Ayah harus memberiku keadilan." Nyonya Kelima menarik pakaian Gu Chulan, memberinya isyarat untuk tidak berbicara sembarangan lagi. Akan tetapi, bagaimana Gu Chulan yang tengah dilanda kemarahan bisa mempertahankan ketenangan? "Ayah, Ayah harus memberi jalang ini pelajaran. Dia munafik!" Hingga sekarang, tubuh bagian bawahnya masih sakit. Ini semua salah Gu Chunuan. "Cukup! Chunuan, katakan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah kamu memaksa adikmu minum Qian Ri Zui?" Gu Chunuan tersenyum mengejek. Gu Chulan terus menyebutnya sebagai jalang. Jika dia adalah jalang, lalu Si Tua bermarga Gu ini apa?" Ayah jalang? Meskipun demikian, Gu Chunuan tetap berujar dengan sedih, "Adik berkata begitu, maka baiklah ... aku yang melakukannya." Dada Gu Chulan naik turun saking kesalnya. Jika bukan Nyonya Kelima menahannya, dia mungkin sudah meledak. "Kalaupun kemarin hari peringatan kematian ibumu, kamu bisa membawa beberapa pelayan. Apa yang kamu lakukan di luar malam-malam?" "Chunuan juga ingin membawa beberapa orang, te ... tetapi Adik Kelima mengatakan bahwa dia sudah membawa banyak orang, jadi aku tidak perlu membawa lagi. Ada banyak orang yang mendengarnya ketika Adik Kelima mengatakan ini. Jika tidak percaya, Ayah bisa bertanya kepada mereka." Nyonya Ketiga dengan malas memainkan kukunya yang berwarna sambil berkata, "Nona Kelima memang mengatakan ini, dia bahkan menyuruh pelayan untuk mencegat Qiu Er." Gu Chukecapig, Nona ketujuh, tidak tahu apa-apa tetapi dia juga segera menimpal, "Aku juga melihatnya." Nyonya Kelima merasa panik, sepertinya masalah tidak akan beres hari ini. Perdana Menteri Gu berteriak marah, "Apa yang kamu lakukan pergi malam-malam?!" "Tuan Besar ...." Nyonya Kelima ingin menjelaskan namun Perdana Menteri Gu langsung berang, "Diam! Jika bukan karena kamu terlalu memanjakannya, bagaimana hal ini bisa terjadi? Chulan, katakan, mengapa kamu pergi ke kuil usang?" Setelah marah, Gu Chulan tahu bahwa hal ini tidak menguntungkannya. Dia akan habis bila Ayah tidak menyayanginya lagi. Gu Chulan menyeka air mata sambil mengadu dengan sedih, "Chulan mendengar bahwa kemarin adalah hari peringatan kematian Ibu Kakak. Sebenarnya, Chulan ingin menemani Kakak tetapi khawatir jika Kakak tidak suka orang lain mengganggu Mendiang Ibunya. Oleh karena itu, Chulan mengajak Kakak bertemu di kuil usang untuk pulang bersama. Mana tahu ...." Kata-katanya tidak akan dipercaya. Kehidupan Gu Chunuan di kediaman tidaklah baik. Jika Gu Chulan benar-benar peduli pada Gu Chunuan, dia tidak akan sering mempersulitnya. Bagaimana mungkin Perdana Menteri Gu tidak tahu bahwa Gu Chulan sedang berbohong? Dia tidak ingin memperpanjang topik ini lagi sehingga menyalahkan Gu Chunuan. "Semua salahmu. Kalau bukan karena kamu bersikeras menyembahyangi ibumu di Kuil Yun kecapig, hal ini juga tak akan terjadi. Jika ingin sembahyang, sembahyanglah di rumah lain kali." Gu Chunuan memicingkan mata dengan dingin, lalu meluruskan punggungnya. Senyum sarkas yang sulit disadari menghiasi bibirnya. "Dalam mimpi, ibuku mengatakan bahwa dia kesepian di bawah sana. Saat itu, Mendiang Ibu juga meninggal dengan mengenaskan. Dia ingin sekali mengunjungi Ayah dan para Nyonya." "Untuk apa mengunjungi kami?" Punggung Nyonya Kelima merasa dingin. "Ayah dengan lancang menikahi kalian sebagai selir setelah menikah dengan Mendiang Ibu. Tentu saja untuk melihat apakah kalian hidup dengan baik dan mesra." Ekspresi semua orang berubah. Mengingat tatapan penuh kebencian Ibu Gu Chunuan menjelang mati saat itu, mereka merasa merinding. Nyonya Besar menatap Gu Chunuan dengan curiga. Tatapan Gu Chunuan tadi tidak takut seperti dulu, melainkan tampak dingin dan arogan. Apakah dia salah melihat? Perdana Menteri Gu berkata dengan kesal, "Sudah, masalah ini sampai di sini. Siapa pun tidak boleh membocorkan tentang Lan Er kehilangan kesuciannya, kalau tidak aku akan memberinya pelajaran." "Baik," sahut Nyonya Ketiga dan lainnya. Perdana Menteri Gu menunjuk Gu Chulan dengan marah, "Diam di rumah dan tidak boleh pergi ke mana pun untuk beberapa hari!" "Baik." Gu Chulan benar-benar sedih. Kesuciannya hilang begitu saja dan dia dimarahi, sedangkan si pelaku malah bebas di luar. Bagaimana dia bisa menerimanya? "Kamu juga hati-hati. Jika aku tahu bahwa apa yang dialami Lan Er adalah hubungannya denganmu, aku tidak mengampunimu!" Gu Chunuan tersenyum mengejek. Siapa yang tidak akan mengampuni siapa masih belum diketahui. Perdana Menteri Gu meninggalkan tempat itu. Nyonya Kelima khawatir jika Perdana Menteri Gu tidak menyayangi Gu Chulan lagi sehingga meninggalkan putrinya dan menyusul. Nyonya Besar, Nyonya Ketiga dan Gu Chukecapig tersenyum mengejek pada Gu Chulan sebelum pergi. Tinggallah Gu Chunuan dan Gu Chulan di aula utama. Gu Chunuan memandang Gu Chulan dengan angkuh, tidak selemah tadi. "Kamu out!" Gu Chulan tertegun, "Apa artinya?" "Artinya, kamu dieliminasi." Kesucian gadis lebih penting dari nyawa pada zaman kuno. Bukankah kehilangan kesucian sama halnya dengan dieliminasi? Sebelum Gu Chulan paham apa maksudnya, Gu Chunuan bersiul lalu pergi dengan sombong. Itu membuat Gu Chulan sangat marah. Gu Chulan menghancurkan vas bunga di meja lalu meraung, "Gu Chunuan, suatu hari nanti, aku akan membunuhmu! Argh!" Sialan, bisa-bisanya dia merasa dirinya seperti seekor semut di depan Gu Chunuan tadi, sedangkan Gu Chunuan adalah penguasa tak tertandingi. Gu Chunuan hanyalah monster yang memiliki gelar Nona Ketiga, sekaligus orang yang paling Gu Chulan remehkan. Bagaimana dia boleh memiliki pikiran seperti itu?